Depot Pempek Nonik, Cita Rasa Palembang di Probolinggo

Lady Sion
3 min readApr 9, 2023

--

Sabtu, 25 Maret 2023

Penulis : Joshua Prince Pangestu, Kevin Halim

Editor : Lady Sion

Probolinggo — Pempek, adalah kuliner khas Palembang yang terpilih sebagai makanan berbahan seafood terenak di dunia. Hal inilah yang mendorong kami untuk menggali informasi tentang salah satu makanan khas Palembang ini. Informasi ini kami gali langsung dari sang pemilik depot “Pempek Nonik”, bapak Lias Hendry.

Aneka pempek di Depot Pempek Nonik Palembang, terdiri dari pempek kapal selam, lenjer, dan campur. Foto: Dokumentasi Achilles Xavier Axel Kesuma

Hal yang melatarbelakangi beliau mendirikan usaha pempek di Probolinggo adalah karena berasal dari Sumatera Selatan. Menurutnya, pempek merupakan makanan sehari-hari di Palembang dan juga termasuk salah satu produk makanan tradisional. Waktu masih berdomisili di Bumi Sriwijaya, beliau juga mengenal berbagai makanan atau kudapan khas daerah itu namun yang paling membuat beliau terkesan adalah pempek. Inilah yang lalu menjadikan beliau untuk tidak pernah bosan mencoba kudapan tersebut. Walhasil, pengalamannya itu menjadi dasar untuk membuat pempek sendiri hingga menjadi ladang usaha kuliner.

“Pempek itu makanan tradisional untuk masyarakat Sumatera Selatan khususnya Palembang ya. Makanan ini kira-kira sudah ada ratusan tahun yang lalu. Kuliner pempek ini du lu kan berasal dari Sungai Musi. Sungai Musi itu sungai yang mempunyai ikan yang berlimpah, sebagiannya dimakan namun sayang sisanya dibuangkan. Padahal kan ini bisa diolah menjadi makanan. Jadi ini yang mendorong masyarakat sekitarnya untuk berinovasi agar sisa olahan ikan itu dipakai, disimpan, dan layak untuk dikonsumsi agar tidak terbuang”, tutur Bapak Lias Hendry.

Sesi wawancara dengan Bapak Lias Hendry. Foto: Dokumentasi Achilles Xavier Axel Kesuma

Beliau juga menjelaskan bahwa pempek itu sebenarnya diambil dari kata ‘apek-apek’ yang berasal dari panggilan tetua etnis Tionghoa kepada penjual pempek. Karena orang Tionghoa dulu itu menyayangkan ikan yang tidak terpakai sehingga dimanfaatkan dan diolah menjadi makanan yang masih layak untuk dikonsumsi. Yang pada akhirnya menjadikan semakin banyak orang di daerah tersebut mengkonsumsi pempek lalu menjadi ciri khas, hingga terciptalah pempek yang menjadi ikon kuliner khas Palembang. Seperti halnya di Jawa, ada makanan khasnya yakni onde-onde, pecel, dan rawon.

Karena pempek merupakan makanan yang berbahan dasar ikan, maka sudah pasti bahwa bahan utamanya adalah ikan yang kemudian dicampur dengan tepung, telur, dan bumbu yang diperlukan secukupnya. Lalu bahan-bahan tersebut dicampur rata dan dibentuk sesuai variannya, seperti varian kapal selam, lenjer, adaan, dan lain sebagainya. Pempek Palembang ini umumnya disajikan dengan cuko berwarna coklat yang bahannya yakni cuka, asam jawa, gula merah, cabai merah tumbuk, dan garam. Untuk pelengkapnya bisa ditambahkan mie dan irisan mentimun.

Filosofi kuliner ini adalah memberikan pemahaman kepada kita agar tidak membuang sesuatu yang masih bisa dimanfaatkan. Pempek terjadi karena proses ikan yang tadinya melimpah namun tidak dimanfaatkan secara maksimal, maka diolah menjadi makanan yang dalam hal ini berupa pempek.

Selain menyediakan pempek dalam berbagai varian, depot ini juga menyediakan kuliner Palembang lainnya seperti tekwan dan rujak mie. Juga berbagai kuliner Tionghoa (Chinese food) seperti cwie mie, mie ayam jamur, dan lain sebagainya.

Apakah anda tertarik untuk mencoba? Silahkan kunjungi Depot Pempek Nonik di Jalan Gatot Subroto nomor 87A, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.

Sesi foto bersama bersama pemilik Depot Pempek Palembang “Nonik”. Foto: Dokumentasi Achilles Xavier Axel Kesuma

(jpp/kh/axak)

--

--

Lady Sion
Lady Sion

Written by Lady Sion

Jika tulisan adalah fisiknya,maka pikiran adalah ruhnya.Jika kerja adalah raganya,maka karsa adalah jiwanya.Jika karya denyut nadi,maka rasa sebagai nyawanya.

No responses yet