oleh Tim Cipta Karya Pena
Malam jatuh saat rembang petang berpulang
Senja telah hilang dari pandang
Yang bermunculan tinggal lah bintang
Disambut dingin juga kelam
Saat itu pun harapan mulai datang
Menyeka air mata setelah malam datang
Gelap pun menari dan aku melukis wajahmu
satu-satunya senyum yang dicipta Tuhan agar selalu dirindu
Walau mungkin rindu ini tak kan jelas tersampaikan atau tidak.
Cukupkah hati ini untuk hatimu?
Atau hanya ini caramu menyapa sepiku?
Sunyiku kian mencekik
Malamku kian asing
Awan awan membeku
Dan aku tinggallah bingung
Melihat kenang yang kian hilang
Melebur dalam kabut kepergianmu
Sesak di dada memaksaku menjerit pelan, berbekal kenangan
Jeritan sunyi yang kian meredam, mengubur dalam cinta diam.
Kutahan.. tahan.. tahan,
namun lara di kalbu tak kuasa tuk menahan.
Menahan rindu yang terus menggebu di dinginnya suasana malam yang terus mencekam oleh rindu yang tak ada ujungnya
Rindu ini pun kian menusuk dalam tiap lapis daging-dagingku
Ingin ku lari, namun kusadar rindu tak hanya sekedar bahasa ketika sunyi.
Dia adalah epidemi yang menggerogoti otakku.
Walaupun aku lari dan bersembunyi di dasar laut yang dingin
Bayang-bayangmu menghantuiku di setiap derit langkah yang sayu.
Ku berlari
bermaksud mengindar dari derapan angan angan yang tak pasti akan dirimu
tapi tak kutahu, ternyata justru bayang bayangmu semakin mengikuti lika-liku hidupku.
Ku tertahan
kini kutau
tak seharusnya aku menghindar darimu.
Terdiam, tersadar bahwa kusalah berlari, kini bisaku hanya merayu, merayu Yang Pemilik Qalbu.
Seraya ku berbalik, berjalan menuju asaku
Dan liatlah kini kau yang mengikut ke arah pelita hidupku
Benar kini Kau mulai berjalan ke arahku
Mengukuti setiap derap langkahku
Kau tepikan sunyi seraya berkata aku berhasil dalam sujudku
Memikat rindu yang kian erat memeluk sukmaku
Tapi sekarang rembulan tak bisa bersama bintang
Karna dimensi ruang dan waktu telah memisahkan kita.
Bak kopi pahit dengan gula
Kini secangkir kopi itu telah manis
Siap dihadangkan kepada sosok pemuda pecinta kopi
Kau hanya gula yang tak pantas bersanding denganku lagi
Kehadiranmu hanya akan merusak cita rasa yang ku punya
Jadi biarkan aku pergi dari bayang-bayangmu.
Ruang Rindu, 4 September 2018