oleh Lady Sion
Manusia hidup di dunia mempunyai hati.
Hati selalu bergembira
hati suka tersenyum dan bahagia
itulah sifatnya yang hakiki.
Berawal dari bayi yang melakukannya secara alami
lalu saat anda masih muda
atau ketika anda dalam masa bertumbuh
bahkan saat bertambah tua pun hati kan selalu tersenyum dan bahagia.
Namun jika hati kita suka tersenyum,
mengapa begitu banyak keputusasaan dan kesusahan?
mengapa muncul teror dan ketakutan?
mengapa ada begitu banyak prahara dan konflik?
mengapa orang terbebani?
Itulah akibat seringnya kita hidup dikendalikan ego
otak yang dituntun ego, ego menciptakan nafsu,
nafsu mengutamakan keserakahan,
keserakahan melahirkan ambisi,
ambisi menumbuhkan kesombongan.
Ego hidup di dalam daging.
Ego menuntut. Ego penuh keinginan. Ego sekedar mengatakan.
Ego adalah ilusi.
Kita mengalami amnesia
dan kita pun lupa, mengapa kita ada di sini, di bumi ini?
Kita tidak dapat lagi menyadari untuk apa kita menjalani hidup fana ini?
Kita di sini sekedar menginap dalam suatu waktu yang singkat
Kita terlahir di sini bukan permainan dadu,
yang sekedar bertaruh peruntungan
Kita lahir untuk satu alasan penting
Kita hadir di kehidupan dalam suatu tujuan sejati
Maka bukalah hatimu…
Biarkan kekuatan cahaya kebenaran hati kita menerobos awan gelap ego kita.
Di dunia ini kita menjadi pelita kasih dan pemancar cahaya terang hati kita,
yang bersumber dari energi kasih dan cahaya sejati,
dialah Sang Maha Kuasa Ilahi sumber segala energi sejati,
rumah yang terutama,
sumber dari diri sejati yang murni.
Hati bersumber dari Ruh yang menghidupi.
Kelembutan kasih memancar dari hati kita.
Hati adalah pusat dan pimpinan segala kekuatan manusia
terletak di tengah raga nyata kita.
Ia mengatur rasa dan karsa,
untuk merasakan petuah Ilahi
Ia menuntun akal dan pikiran,
untuk berpikir dan menjelaskan kebenaran sejati hingga dipahami dengan tepat
Ia mengendalikan nafsu dan kehendak,
untuk menjadikan diri yang bermartabat mulia.
Hati tempat luas untuk menganalisa benar dan salah
Ia skala untuk mengukur baik dan buruk
Ia pengadilan untuk memutuskan selamat dan celaka
Begitulah hingga segala sistem hidup terkendali.
Sungguh mudah menikmati hati kita dan itu sangat alami,
sebab diliputi kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa.
Saat untuk ada di hati kita sekarang,
adalah jawaban siapa diri kita.
Saat untuk damai dengan hati kita,
adalah jawaban mengapa kita harus mengasihi semesta alam dari perwujudan Sang Ilahi.
Saat merenung menyusuri batin penuh introspeksi dalam lubuk hati kita,
adalah jawaban harus bagaimanakah kita.
Hati bersumber dari Ruh yang menghidupi.
Hati menerima. Hati selalu memberi. Hati penuh kasih dan syukur.
Hati melihat kenyataan.
Jadi tenanglah dan tersenyumlah dengan tulus
nikmati kasih sayang Sang Ilahi dalam hati anda
hingga tiba di saat kita menuju kepada kekekalan.
Yogyakarta, Malam Sukra Umanis 12 November 2015