Kelopak Asa

Lady Sion
2 min readMay 28, 2020

--

oleh Lady Sion, Ambar Harum Cahyanti, Nurul Aeni

Mungkin ku t’lah terjatuh begitu dalamnya. Sudahlah! Ku–akhiri mimpi buruk itu, kini ku t’lah terbangun. Pagi merekah, semilir embun basahi kering langkahku. Tuntunku dalam bentangan jalan asa.

Syahdu temaram malam keramat di Tapak Kanjuruhan. Tanpa sadar semerbak harum kamboja menembus nafasku, berguguran melewati tatapanku. Aku masih termenung di antara cahaya rembulan malam.

Hentikan! Semerbak harum itu menyeret pada ujung hidupku. Fatamorgana indah mimpi malam t’lah menipu, merenggut segala dariku. Ruh terseok-seok, kulalui kegelapan tak berujung. Kembang padma nirmala tertarik lumpur kelam kolam candala.

Meniti setiap inci kehidupan yang tersisa. Ku melangkah terus maju, lawan pusaran lumpur kelam, namun seluruh atma tak mampu lolos dari pusarannya. Mengingat badan yang tak sembahyang, tergoda arus dosa dunia rajaswala.

Lagi-lagi dahayuku terlelang. Terjerumus nikmat bhama janardana, tak senonoh. Abaikan petunjuk Tuhan lagi, turuti kesesatan manusia. Pantaskah ku caci diriku sendiri? Apakah Kau melaknatku dan meninggalkanku? Aku lelah, bahkan sungguh menyakitkan. Tak sanggup lagi ku rasakan daksaku. Kalbuku beku, seluruh asa diriku padam, cittaku hampa.

Buana rodra t’lah menenggelamkan ku. Kini ku mengemas kembali bongkahan penyesalan yang telah lalu. Kembali ku rajut untaian rucita asa yang t’lah lama terabai. Tuhan, jangan sampai aku tertipu oleh kejamnya dunia fana ini. Ku–memohon aksama–Mu.

Gubuk Harapan, Malam Sukra Umanis 30 - 31 Januari 2020

--

--

Lady Sion
Lady Sion

Written by Lady Sion

Jika tulisan adalah fisiknya,maka pikiran adalah ruhnya.Jika kerja adalah raganya,maka karsa adalah jiwanya.Jika karya denyut nadi,maka rasa sebagai nyawanya.

No responses yet