oleh Lady Sion
Ku termenung di tengah siluet sang surya senja,
perlahan turun dengan sinarnya melambai pada tahta pertiwi.
Dewi Luna menggantikan,
bercahaya elegan, anggun nan cerah
Elok, eksotis, berwibawa.
Lalu kau panggil ia purnama.
Tapi entah mengapa malam ini begitu aneh?
Mencekam,tak biasa.
Logika mengabaikan firasat apapun.
Namun sedari tadi bayang itu menemaniku.
Tak kusangka aku kembali ke masa lalu.
Di kampung halaman saat masih belia di malam yang sama.
Kulihat sosok berjalan terseok-seok.
Apa gerangan terjadi padanya?
Kudengar ia merintih.
Perlahan ia menghampiri.
Rambut lurus tergerai memahkotai kepalanya,
menghiasi paras rupawan bak aliran Rambut Moyo
mengaliri pesona keindahan Puspo.
Ia sujud padaku, aku tak tahu mengapa?
Di balik tatapan kosong mata yang sayu, tersirat kisah pilu
buatku tak kuasa menahan duka.
Ia masih tetap merintih, dengan darah yang masih menetes.
Apa yang telah dia alami?
Ia hanya memberi senyuman misteri.
Lalu sekejap menghilang di tengah gelapnya malam Jumat.
Seorang wanita paruh baya muncul, berkata padaku suatu perbuatan tak pantas !
Baru saja ia bunuh janin dari rahim gadis itu namun tak sadar ia juga merampas nyawa sang gadis.
Sungguh bejat !
Probolinggo, Sukra Kliwon 25 Mei 2018.