Makalah Mikrobiologi Umum
Oleh :
Hana Kristina Hubi 105100106111001
Lady Sion 105100100111023
Ricky Pradipta 105100100111030
Sindhu Martinda 105100100111005
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya
Malang
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan karunianya makalah berjudul ini telah selesai disusun. Makalah “Nutrisi sebagai Proses Primer dalam Kehidupan Mikroba” ini merupakan hasil dari usaha serta kerja keras kami, dan harapan kami agar para pembaca dapat memperoleh berbagai manfaat dan pengajaran yang sebesar-besarnya.
Makalah “Nutrisi sebagai Proses Primer dalam Kehidupan Mikroba” ini disusun dengan kata-kata yang sederhana, obyektif, mudah dimengerti, dan berdasarkan pengamatan ilmiah yang faktual dengan segala obyek yang di amati secara teliti lalu ditunjang oleh literatur dari pustaka-pustaka yang telah kami dapatkan.
Makalah ini sebenarnya masih banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami mohon maaf yang sebesarnya apabila dalam karya tulis ini ada kata yang kurang berkenan di hati para pembaca sekalian. Segala bentuk saran, kritik dan komentar yang sifatnya membangun akan kami terima dengan senang hati, sehingga kami dapat menyusun makalah lain yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kesediaan para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Malang, 27 Mei 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul …………………………………………………………………………….1
Kata Pengantar …………………………………………………………………………..2
Daftar isi …………………………………………………………………………….3
Pendahuluan …………………………………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………..5
1.3 Tujuan …………………………………………………………………..5
1.4 Manfaat …………………………………………………………………..5
Landasan teori …………………………………………………………………………..6
Pembahasan …………………………………………………………………………..7
Penutup …………………………………………………………………………16
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap jasad hidup memiliki sifat-sifat yang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok kegiatan, yaitu metabolisme dan pelestarian diri. Fungsi-fungsi nutrisi termasuk dalam kegiatan metabolisme di samping respirasi dan sintesis. Sehingga setiap kehidupan selalu menganut dan mengikuti jalur tersebut dalam satu kesatuan sehingga metabolisme dan peletarian diri tercakup di dalamnya (Suriawiria, 1985).
Mikroba termasuk jasad hidup sehingga dapat tumbuh dengan baik dalam media kultur yang dirancang untuk menyediakan semua nutrien penting dalam media tersebut untuk pertumbuhan mikroba. Mikroba, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrien (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi (Schlegel, 1994).
Selain mendukung pertumbuhan mikroba, nutrisi diperlukan oleh mikroba juga untuk bahan pembangun sel, sintesa protoplasma, dan bagian sel-sel lain. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula (anonymous, 2010).
Pertumbuhan mikroba tergantung dari nutrien/substrat di sekitarnya di samping ketersediaan air. Bahan-bahan terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroba untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi adalah bahan makanan yaitu nutrien. Tuntutan berbagai mikroba yang menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk mikroba. Pada dasarnya sesuatu larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Di dalam nutrisi tersebut harus tersedia semua unsur yang ikut serta pada pembentukan sel dalam bentuk berbagai unsur yang dapat diolah (Schlegel, 1994).
Mayoritas komponen seluler antara lain karbon ©, oksigen (O2), hidrogen (H), nitrogen (N), dan fosfor (P). Sehingga unsur-unsur tersebut paling banyak diperlukan oleh mikroba karena merupakan penyusun utama komponen selulernya seperti membran, protein, asam nukleat dan struktur seluler lainnya. Sehingga disebut makronutrien. Unsur lainnya yang sedikit diperlukan oleh mikroba untuk menyusun komponen selulernya disebut mikronutrien. Unsur lainnya yang sangat sedikit (bahkan tidak terukur) diperlukan sel untuk menyusun komponen seluler, tetapi harus hadir dalam nutrisinya disebut trace element. Faktor pertumbuhan yang merupakan molekul organik dan penting bagi pertumbuhan tetapi tidak mampu disintesis oleh mikroba sendiri seperti vitamin dan asam amino (Dewangga, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yaitu :
1. Apa definisi dari nutrien, nutrisi, dan proses metabolisme ?
2. Bagaimana reaksi enzimatis berlangsung ?
3. Apa saja jenis-jenis nutrien yang diperlukan untuk kehidupan mikroba ?
4. Bagaimana media biak yang mendukung kehidupan mikroba?
5. Apa saja fungsi nutrien dalam kehidupan mikroba ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui proses penyerapan nutrien
2. Untuk mengetahui reaksi enzimatis dalam penyerapan nutrien
3. Untuk mengetahui jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh mikroba
4. Untuk mengetahui media biak yang mendukung pertumbuhan mikroba
5. Untuk mengetahui fungsi nutrien dalam kehidupan mikroba
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisaan makalah ini agar dapat mengetahui apa saja nutrisi yang dibutuhkan bagi mikroba untuk dapat mempertahankan hidupnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Untuk keperluan hidupnya, jasad hidup memerlukan bahan makanan. Juga mikroba, untuk kehidupannya bahan-bahan organik dan anorganik juga diambil dari lingkungannya (Suriawiria, 1985).
Dan setiap jasad hidup memiliki sifat-sifat yang dapat digolongkan ke dalam dua kelompok kegiatan, yaitu metabolisme dan pelestarian diri. Di dalam arti luas ,fungsi-fungsi nutrisi termasuk dalam kegiatan metabolisme di samping respirasi dan sintesis. Sehingga setiap kehidupan selalu menganut dan mengikuti jalur tersebut dalam satu kesatuan sehingga metabolisme dan pelestarian diri tercakup di dalamnya (Suriawiria, 1985).
Bahan baku untuk sumber nutrien yang dipergunakan dalam proses nutrisi memasuki tubuh jasad. Melalui proses metabolisme, kemudian proses-proses respirasi yang menghasilkan energi dan sintesis untuk kepentingan perbaikan, pertumbuhan, dan perkembangan (Schlegel, 1994).
Selain mendukung pertumbuhan mikroba, nutrisi diperlukan oleh mikroba juga untuk bahan pembangun sel, sintesa protoplasma, dan bagian sel-sel lain. Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula (anonymous, 2010).
Pertumbuhan mikroba tergantung dari nutrien/substrat di sekitarnya di samping ketersediaan air. Bahan-bahan terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroba untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi, adalah nutrien atau bahan makanan. Tuntutan berbagai mikroba yang menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu diperkenalkan banyak resep untuk membuat media biak untuk mikroba. Pada dasarnya sesuatu larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Di dalam nutrisi tersebut harus tersedia semua unsur yang ikut serta pada pembentukan sel dalam bentuk berbagai unsur yang dapat diolah (Schlegel, 1994).
BAB III
PEMBAHASAN
Banyak mikroba dapat tumbuh di laboratorium dalam media kultur yang dirancang untuk menyediakan nutrisi essensial yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba.
3.1 Definisi Nutrien dan Nutrisi dalam Kaitannya dengan Metabolisme
Untuk keperluan hidupnya, jasad hidup memerlukan bahan makanan. Juga mikroba, untuk kehidupannya bahan-bahan organik dan anorganik diambil dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut dinamakan nutrien, sedang proses penyerapannya disebut proses nutrisi.
Bahan-bahan yang telah diserap ke dalam sel akan digunakan ke dalam proses yang disebut metabolisme. Proses ini dibagi menjadi dua yaitu:
(1) Katabolisme atau dissimilasi atau bioenergi,
(2) Anabolisme atau assimilasi atau biosintesis.
Pada proses bioenergi, nutrien berfungsi sebagai sumber energi atau penerima elektron. Sumber energi pada bakteria misalnya, merupakan bahan organik sederhana yang diuraikan menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana lagi. Energi yang dihasilkan berupa energi kimia yang diperlukan untuk aktivitas sel, misal untuk perkembangbiakan, pembentukan spora, pergerakan, biosintesis, dan sebagainya. Contoh nutrien yang berfungsi sebagai penerima elektron, antara lain oksigen, KNO3, dan sebagainya. Pada biosintesis, nutrien berfungsi sebagai bahan baku. Tanpa adanya nutrien maka proses biosintesis tidak akan berjalan.
Semua proses biologis seperti nutrisi, bioenergi dan biosintesis, memerlukan biokatalisator yang disebut enzim. Sehingga berbagai enzim diperlukan dalam penyerapan nutrien (Murad, 2011).
3.2 Reaksi Enzimatik
Reaksi yang terjadi di dalam sel yang berlangsung dengan bantuan biokatalisator (enzim) yang dihasilkan oleh sel berbentuk senyawa protein . Seperti halnya katalisator-anorganik dapat mempercepat proses reaksi kimia , maka enzim itu sendiri tidak mengalami perubahan .
Jumlah enzim di dalam sel sangat kecil tetapi dayanya sangat besar untuk melakukan perubahan kimia yang diperlukan . Di dalam reaksi enzimatik akan terjadi ikatan antara enzim dengan substratnya yang bersifat labil dan hanya untuk waktu yang singkat saja . Selanjutnya ikatan kimia ini akan pecah kembali menjadi enzim dan hasil reaksi .
Reaksi enzimatik secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
E + S <-> ES <-> E + P
E = enzim
S = substrat
P = hasil reaksi akhir
ES =ikatan sementara antara substrat dan enzim
Enzim berdasar tmpat bekerjanya dogolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Endoenzim (enzim intraseluler) bekerja di dalam sel , adalah enzim yang dipakai pada proses sintesis di dalam sel dan di dalam proses yang menghasilkan energi .
b. Eksoenzim (enzim ekstraseluler) bekerja di luar sel , dan fungsi utamanya ialah mencernakan substrat secara hidrolisis .
Perbedaan antara endoenzim dengan eksoenzim adalah dalam hal energi yang dibebaskan selama proses . Proses yang dikatalis oleh endoenzim menghasilkan sejumlah besar energi yang dapat dipakai pada proses kehidupan . Sedang energi yang dibebaskan pada reaksi eksoenzim tidak dipakai dalam proses kehidupan .
Apabila suatu enzim dianalisis , dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu koenzim dan apoenzim . Bagian koenzim terdapat di dalam dialisat dan merupakan zat yang bersifat non-protein , non-kaloida , dan termostabil . Bagian apoenzim tidak melalui membran dialisator , berupa kaloida protein , dan termolabil .
3.3 Jenis-Jenis Nutrien yang Diperlukan oleh Mikroba
Nutrien dalam media perbenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme baru. Berdasarkan senyawa yang sering disuplai oleh mikroba, maka nutrien diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kebutuhan nutrien pokok. Menilik susunan kimia sel, unsur-unsur dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu 10 unsur makro: karbon, oksigen, hidrogen, belerang, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, besi yang terkandung dalam semua organisme dan unsur-unsur mikro atau unsur-unsur yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam jumlah sesepura, seperti mangaan, molibden, seng, tembaga, kobalt, nikel, vanadium, boron, khlor, natrium, selenium, silika, wolfram, dan lain-lain yang tidak diperlukan oleh semua organisme. Kebanyakan unsur yang diperlukan dalam jumlah sesepura terkandung dalam garam-garam unsur makro sebagai pencemaran dan masuk ke dalam larutan biak melalui piranti kaca dan partikel debu. Pembuktian mengenai kebutuhan akan unsur mikro ini memerlukan prosedur tertentu. Sebagian besar unsur ditambahkan pada medium biak dalam bentuk garam. Susunan sesuatu larutan biak sintetik sederhana tertera pada tabel 3.3 berikut
Contoh Suatu Larutan Nutrien Sintetik Sederhana
K2HPO2 0,5 g
NH4Cl 1,0 g
MgSO4.7H2O 0,2 g
FeSO4.7H2O 0,01 g
CaCl2.2H2O 0,01 g
Glukosa 10,0 g
Air 1.000 g
Larutan induk elemen sesepura 1 ml
Diketahui bahwa unsur terbanyak yang diperlukan mikroba adalah air yaitu sebanyak 1.000 gram. Dikarenakan air merupakan komponen utama di dalam sel dan media, baik sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel dan respirasi, ataupun sebagai pelarut. Sesuai dengan teori bahwa pertumbuhan dan aktivitas metabolisme juga membutuhkan air untuk mengangkut zat-zat gizi atau bahan-bahan limbah ke dalam dan ke luar sel (Marlina, 2006).
b. Sumber-sumber karbon dan energi. Organisme yang mengambil energinya dengan cara fotosintesis atau dengan cara mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik dapat memanfaatkan CO2 sebagai sumber karbon utama. Organisme C-ototrof ini mereduksi CO2. Semua organisme lain mendapatkan karbon sel dari nutrien organik. Yang tersebut terakhir ini pada umumnya merupakan sumber karbon maupun sumber energi; zat-zat ini sebagian terasimilasi ke dalam substansi sel dan sebagian dioksidasi untuk memperoleh energi. Zat-zat alamiah yang terbanyak terdapat di bumi ini adalah polisakarida selulosa dan pati. Komponen bangun monomer dari senyawa-senyawa polimer ini adalah glukosa, yang mampu dimanfaatkan oleh banyak mikroba. Tetapi juga semua zat organik lain yang terbentuk secara alamiah, diolah dan diuraikan oleh mikroba.
c. Zat-zat pelengkap. Banyak organisme memerlukan faktor-faktor pertumbuhan atau suplemen di samping mineral-mineral, sumber-sumber karbon dan energi untuk makanannya. Ini menyangkut zat-zat yang termasuk komponen dasar sel dan oleh beberapa mikroba yang tidak dapat disintesis dari komponen-komponen sederhana. Termasuk dalam faktor-faktor pelengkap ini tiga kelompok zat: asam-asam amino, senyawa purin, senyawa pirimidin, dan vitamin-vitamin. Asam-asam amino, senyawa purin, dan senyawa pirimidin merupakan bagian dari senyawa protein dan asam-asam nukleat dan oleh sel-sel diperlukan dalam jumlah yang sesuai; sebaliknya vitamin-vitamin merupakan bagian dari koenzim-koenzim dan gugus-gugus prostetik, jadi mempunyai fungsi enzimatik katalitik dan digunakan dalam jumlah yang sangat kecil. Organisme yang memerlukan zat-zat pelengkap juga dinamakan auksotrof dan sebaliknya organism yang tidak memerlukan zat-zat ini dinamakan fototrof.
d. Belerang dan Nitrogen. Kedua unsur ini terdapat dalam sel dalam bentuk tereduksi, sebagai gugus sulfhidril dan amino. Sebagian besar mikroba mampu menampung unsur-unsur ini dalam bentuk oksida dan mereduksi sulfat serta nitrat. Sumber nitrogen yang paling lazim untuk mikroba adalah garam-garam ammonium. Beberapa prokariot mampu mereduksi nitrogen molekul (N2 atau dinitrogen). Mikroba lain memerlukan asam-asam amino sebagai sumber nitrogen, jadi yang mengandung nitrogen organik. Tidak semua mikroba mampu mereduksi sulfat; beberapa di antaranya memerlukan H2S atau sistein sebagai sumber S.
e. Oksigen. Untuk sel oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2 dan dalam banyak senyawa organik. Selain itu masih banyak organisme yang tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Fungsi utama O2 ialah sebagai akseptor elektron terminal pada respirasi aerob; pada peristiwa ini O2 direduksi menjadi air. Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatik yang berantai panjang.
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Faktor-faktor pertumbuhan merupakan komponen organik dalam jumlah sedikit yang tidak dapat diseintesis oleh mikroba, tetapi sangat penting untuk pertumbuhan seperti:
1. purin dan pirimidin : diperlukan untuk sintesis asam nukleat (DNA dan RNA)
2. asam amino : diperlukan untuk sintesis protein
3. vitamin : diperlukan sebagai koenzim dan gugus fungsional dari berbagai enzim.
3.4 Media Biak yang Mendukung Pertumbuhan Mikroba
Nutrisi biokimia dari lingkungan yang diperlukan mikroba disediakan melalui media kultur, dan tergantung dari kebutuhan mikroba tertentu. Berbagai variasi dan tipe media kultur telah dikembangkan dengan penggunaan dan tujuan yang berbeda. Media kultur bekerja dalam ruang isolasi dan pemeliharaan kultur bakteri serta digunakan untuk identifikasi bakteri menurut sifat biokimia dan fisiologis.
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media, diperlukan persyaratan tertentu, yaitu:
- Bahwa di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba,
- Bahwa media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikroba,
- Bahwa media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroba yang dimaksud, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
3.4.1 Jenis-Jenis Media Biak
Media biak cair digunakan untuk pertumbuhan kultur mikroba murni, pembiakan mikroalge tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Sedangkan media biak padat digunakan secara luas untuk isolasi kultur murni, memperkirakan populasi bakteri yang layak, dan berbagai keperluan pembiakan lainnya. Agen gelling biasa digunakan untuk medium padat atau medium isagar setengah padat, dan sebuah hidrokoloid yang berasal dari ganggang merah. Agar sering digunakan dalam pembiakan mikroba karena sifat fisiknya yang unik (meleleh dalam suhu 100 oC dan tetap cair meskipun didinginkan hingga mencapai suhu 40 oC) sehingga tidak dapat dimetabolisme oleh kebanyakan mikroba. Oleh karena itu, komponen-komponen dalam media biak relatif inert, tetapi hanya membawa nutrisi yang ada dalam larutan aquaeous.
Media biak padat. Kalau dalam media biak padat ditambahkan antara 12–15 gram tepung agar-agar per 1.000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang ditanamkan. Ada yang memerlukan kadar air tinggi, sehingga jumlah tepung agar-agar harus rendah, tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar harus sedikit. Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan kadang-kadang juga mikroalga.
Media semi-padat atau semi-cair. Pada media ini, penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang seharusnya. Media ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif.
Media biak kompleks. Untuk banyak mikroba bertuntutan tinggi belum dikenal benar bahan-bahan makanan yang diperlukan. Orang membiakannya dalam larutan biak yang mengandung ekstrak ragi, otolisat ragi, pepton atau ekstrak daging. Untuk beberapa kelompok organisme, lazim juga digunakan: rempah-rempah, dekok rumput kering, sari buah prem, sari wortel, santan dan untuk cendawan koprofil juga dapat dibuat dari sari perasan tahi kuda. Namun mengingat biaya, larutan-larutan biak tidak dibentuk dari senyawa-senyawa murni tetapi lebih disukai untuk menggunakan zat-zat kompleks, seperti air dadih, melase, air rendaman jagung, atau ekstrak kedelai, yang sebagai produk sisa tersedia dengan harga murah. Media biak seperti ini disebut media biak kompleks.
3.4.2 Susunan
Sesuai dengan fungsi fisiologis dari masing-masing komponen (unsur hara) yang terdapat di dalam media, maka susunan media pada semua jenis mempunyai kesamaan isi, yaitu:
- Kandungan air
- Kandungan nitrogen, baik yang berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang mengandung nitrogen
- Kandungan sumber energi/unsur C (karbon), baik yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein ataupun senyawa-senyawa lain
- Faktor pertumbuhan, umumnya vitamin dan asam amino.
3.5 Fungsi Nutrien
Untuk keperluan hidupnya , jasad hidup memerlukan bahan makanan . Juga mikroba, untuk kehidupannya bahan-bahan organik dan anorganik diambil dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut dinamakan nutrien, sedang proses penyerapannya disebut proses nutrisi. Bahan-bahan yang telah diserap kedalam sel akan digunakan oleh sel malalui proses yang disebut metabolisma. Proses ini terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Katabolisma atau dissimilasi atau bioenergi .
2. Anabolisma atau assimilasi atau biosintesis .
Fungsi utama bahan makanan (nutrien) adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor-elektron di dalam reaksi bioenergetik. Jasad hidup ada yang dapat menggunakan sumber nutrien di dalam bentuk padat yang disebut holozoik, dan ada yang menggunakan sumber nutrien dalam bentuk cair (larutan) yang disebut holofitik. Sumber nutrien yang diperlukan adalah dalam bentuk:
a. Air
Merupakan komponen utama di dalam sel dan media, baik sebagai sumber oksigen, ataupun sebagai pelarut dan sebagai alat pengangkut di dalam metabolisma .
b. Energi
Senyawa organik dan anorganik yang dapat dioksidasi serta cahaya matahari, merupakan sumber energi bagi mikroba .
c. Karbon
Berbentuk hidrat arang, asam organik, garam organik, dan polialkohol .
d. Aseptor Elektron
Oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan elektron dari substrat. Karena elektron sel tidak dapat berada di dalam bentuk bebas, maka harus ada sumber yang dapat dengan segera menangkap elektron tersebut .
e. Mineral
Merupakan bagian sel dengan konstituen utama ialah nitrogen, fosfor, karbon, oksigen, dan hidrogen. Unsur-unsur lainnya yang diperlukan ialah K , Ca , Mg , Na , S , Cl . Unsur mineral selain sebagai komponen sel , juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosa , kadar ion hidrogen , permeabilitas dan tekanan oksidasi-reduksi medium.
f. Faktor Pertumbuhan
Senyawa yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan walaupun dalam kadar yang sedikit misalnya asam amino dan vitamin.
g. Nitrogen
Nitrogen digunakan sebagai sumber nutrien mikroba dalam bentuk amonium , nitrar , asam amino , dan protein. Sumber energi bagi mikroba dapat berasal dari cahaya , yang digunakan untuk melakukan proses fotosintesis , ataupun dari hasil penguraian senyawa kimia . Mikroba yang dapat melakukan proses fotosintesis yang memanfaatkan cahaya matahari dalam prosesnya adalah mikroalga.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk keperluan hidupnya mikroba memerlukan bahan-bahan makanan berupa senyawa-senyawa organik maupun anorganik. Bahan-bahan makanan tersebut dinamakan nutrien sedangkan proses penyerapannya disebut nutrisi.
Semua proses biologis seperti nutrisi, bioenergi dan biosintesis, memerlukan biokatalisator yang disebut enzim, sehingga penyerapan nutrien terjadi karena adanya reaksi enzimatis.
Berdasarkan senyawa-senyawa yang sering disuplai oleh mikroba maka nutrien diklasifikasikan sebagai berikut :
- Kebutuhan nutrien pokok
- Sumber-sumber karbon dan energi
- Zat-zat pelengkap
- Belerang dan nitrogen
- Oksigen
- Faktor-faktor pertumbuhan
Nutrisi biokimia dari lingkungan yang diperlukan mikroba disediakan melalui media kultur dan tergantung dari kebutuhan mikroba tertentu, sehingga media kultur harus terkandung berbagai unsur hara atau nutrien penting yang sangat diperlukan oleh mikroba di samping steril, tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan pertumbuhan mikroba.Karena nutrien serta komponen-komponen yang total di dalam media kultur dianggap yang relatif baik bagi pertumbuhan mikroba (Kuwahara, 2010).
Fungsi utama nutrien bagi mikroba yaitu sebagai sumber energi , bahan pembangun sel , dan sebagai aseptor-elektron di dalam reaksi bioenergetik.
4.2 Saran
Disarankan kepada masyarakat ataupun pihak industri yang ingin memanfaatkan jasa dari mikroba harus selalu memperhatikan jenis-jenis dan fungsi nutrien serta media kultur yang cocok bagi mikroba, karena hal ini sangat diperlukan agar masyarakat ataupun pihak industri dapat memanfaatkan secara maksimal jasa dari mikroba tersebut untuk meningkatkan pendapatan atau untuk kepentingan lainnya yang bermanfaat dalam kehidupannya, tanpa menganggu kehidupan dari mikroba tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Altidor, Martine. 2018. Nutritional Types of Bacteria. https://sciencing.com/types-heterotrophic-bacteria-6884639.html. akses tanggal 26 Mei 2020.
Anonymous. 2010. Nutrition and Growth of Bacteria. http://www.scribd.com/doc/23647378/nutrition-and-growth-of-bacteria. akses tanggal 29 Mei 2011.
Jalc, D., A. Laukova, M. Simonova, Z. Varadyova, and P. Homolka. 2009. Journal about The Use of Bacterial Inoculants for Grass Silage: Their Effect on Nutrient Composition and Fermentation Parameters in Grass Silages. Kosice : Institute of Animal Physiology, Slovak Academy of Sciences.
Kuwahara, Takashi, Shinya Kaneda, Kazuyuki Shimono, and Yoshifumi Inoue. 2010. Journal about Growth of Microorganisms in Total Parenteral Nutrition Solutions Without Lipid. Tokushima : Preclinical Assessment Department, Otsuka Pharmaceutical Factory
Marlina, Poppy dan Rahmaniar. 2006. Pengaruh Sifat Kimia dan Pertumbuhan Mikroba pada Serbuk Buah Nangka (Artocarpus integra) Selama Penyimpanan. Palembang : BIPA.
Murad, H.A., and H.H. Azzaz. 2011. Microbial Pectinase and Ruminant Nutrition. Cairo : Department of Dairy Science-National Research Center.
Schlegel, Hans G. 1994. Allgemeine Mikrobiologie. Gottingen : Institut fur Mikrobilogie der Universitat Gottingen press.
Suriawiria, Urus. 1985. Mikrobiologi Umum. Jakarta : Angkasa