Rabu Abu

Lady Sion
1 min readMay 30, 2020

--

oleh Lady Sion

Sejenak mata terpejam

Menanggalkan ihwal lahiriah

Olah rasa dalam pelukan pertiwi

Mengosongkan diri dalam kalbu kerendahan nurani

Di dalam sekian milyaran galaksi mega

Di antara gugusan semesta jagad raya

Bercermin

Berkontemplasi

Berefleksi.

Diri ini ada namun tiada, tiada namun ada

Tak berarti apa-apa, bukan juga tak mampu apa-apa

Bercermin pada debu diterbangkan angin, sering lupa diterbangkan oleh kepongahan tanpa sesal

Bercermin pada abu dari padamnya kobaran api, sering sadar bahwa sudah tak lagi berdaya kala jaya telah usai.

Hanya debulah aku. Aku akan sirna lebur dalam abu. Aku akan mengalami masa senja, menderita sakit, berakhir pada kematian. Segala yang ku cintai, miliki, dan senangi akan berubah terpisah dariku…

Namun ada gentar melingkupi,

sebab dosa yang masih melekat,

sebab nafsu duniawi yang mengikat.

Pantaskah sejenak berkontemplasi padaMu?

HadirMu goreskan tanda refleksi kami

Menggores vertikal horisontal

Pada dahi tak tahu malu

Berlumur dosa bebal tanpa sesal.

Melalui refleksi goresan abu

Menanggalkan buruk yang dulu

Memurnikan jiwa ini

Kembali ke jalan yang baru

Menuju arah pertobatan

Hingga siap kembali kepadaMu.

Malang, Saniscara Wage 23 Februari 2019

--

--

Lady Sion
Lady Sion

Written by Lady Sion

Jika tulisan adalah fisiknya,maka pikiran adalah ruhnya.Jika kerja adalah raganya,maka karsa adalah jiwanya.Jika karya denyut nadi,maka rasa sebagai nyawanya.

No responses yet