Tari Glipang, Simbol Semangat Perjuangan di Pesisir Jawa Timur

Lady Sion
3 min readApr 2, 2023

--

Jumat, 17 Maret 2023

Penulis : Ferdy Gunawan

Editor : Lady Sion

Pertunjukan Tari Glipang yang ditampilkan oleh siswa kelas 3 SDKr Syalom Education Center. Foto: Dokumentasi Jeff Sky.

Probolinggo — Syalom Education Center mengadakan acara open class yang diselenggarakan mulai hari Selasa (14/3/2022) dan diakhiri dengan puncak acara yakni pada hari Jumat (17/3/2022) siang. Acara yang terbuka untuk umum ini mengusung berbagai presentasi karya talenta dan pertunjukan seni budaya dari para peserta didik, salah satunya adalah tari Glipang.

Momen tersebut sungguh menarik perhatian kami, Ferdy dan Jeffsky selaku siswa dari kelas VII SMPTK Syalom Education Center untuk menggali lebih jauh informasi tentang tari Glipang. Oleh sebab itu, kami berinisiatif untuk meliput tentang tari Glipang di acara tersebut. Dimulai dengan mendokumentasikan pertunjukan tari Glipang yang ditampilkan oleh murid kelas 3 SDKr Syalom Education Center. Kemudian disusul dengan melakukan wawancara kepada pelatih sekaligus pemerhati seni budaya yang sungguh memahami tentang seluk beluk tari Glipang. Beliau adalah Ibu Sofietje N. N. Rondonuwu atau yang akrab disapa Maam Sofie. Wawancara tersebut dilangsungkan tepat pada pukul 11.00 WIB.

“Tari Glipang ini berasal dari Jawa Timur namun mempunyai banyak varian atau versi. Ada Glipang versi Lumajang, Probolinggo, Situbondo. Jadi ada beberapa kota-kota di Jawa Timur yang mempunyai tari Glipang, namun yang membedakannya adalah gerakannya. Khasnya itu punya Jawa Timur, terutama yang terkenal ya di daerah atau kota-kota di pesisir. Mulai dari Probolinggo, Situbondo, Pasuruan, dan Lumajang. Secara umum dari tari Glipang yang membedakan dengan tari lain, yakni tarian ini diciptakan memiliki ciri khas gerakannya yang dinamis dan menyerupai kesatria namun luwes”, tutur Maam Sofie.

Lebih lanjut Maam Sofie menjelaskan, bahwa tari Glipang adalah tarian yang dipakai untuk penyambutan tamu. Sebab gerakan-gerakan dari tarian ini cenderung tegas dan setiap gerakan itu menunjukkan kegagahan seorang kesatria. Jadi walaupun tarian ini gerakannya luwes namun memiliki semangat seorang kesatria sehingga cocok untuk penyambutan tamu.

Para penari Glipang, siswa kelas 3 SDKr Syalom Education Center sedang bersiap sebelum tampil. Foto: Dokumentasi Jeff Sky.

Terkait dengan bahan dan pakaian yang digunakan oleh para penari Glipang antara lain di bagian kepala penari terdapat udeng yang dipasang agak pinggir, ini bertujuan agar tidak menghalangi pandangan pada saat berperang. Sementara di bagian tubuh, mengenakan rompi seperti rompi seorang kesatria yang gagah. Lalu ada kain untuk menutupi bagian bawah yang disertai 4 kain kecil berwarna-warni ada kuning dan merah muda beserta stagen, ini melambangkan kekuatan. Berikutnya, sebilah keris yang diletakkan di belakang penari, tujuannya adalah untuk siasat agar kerisnya tidak dilihat atau diketahui oleh musuh, namun ketika diperlukan barulah keris dikeluarkan. Itu merupakan taktik dari seorang kesatria yang dinamis dan semangat.

Sejatinya, setiap seni budaya memiliki makna atau filosofi di baliknya, tak terkecuali tari Glipang ini. Oleh sebab itu, perbincangan kami dengan Mam Sofie ditutup dengan penyampaian filosofi tari Glipang. Filosofi dari tarian tersebut adalah kita sebagai manusia jangan mudah menyerah, jangan lemah, terus berjuang, dan tidak gampang lelah. Singkatnya hidup harus selalu semangat dan berjuang. Beliau juga berpesan bahwa sebagai anak muda juga harus memiliki semangat untuk melestarikan kebudayaan daerah.

(fg/js)

--

--

Lady Sion
Lady Sion

Written by Lady Sion

Jika tulisan adalah fisiknya,maka pikiran adalah ruhnya.Jika kerja adalah raganya,maka karsa adalah jiwanya.Jika karya denyut nadi,maka rasa sebagai nyawanya.

No responses yet